Palangka Raya, Program Makan Begizi Gratis (MBG) yang tengah berjalan di Kota Palangka Raya menjadi fokus penelitian mendalam oleh dosen dan mahasiswa dari Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Palangka Raya. Tim ini turun langsung ke lapangan untuk melakukan evaluasi komprehensif terhadap efektivitas dan tantangan pelaksanaan program.
Kegiatan evaluasi yang berlangsung pada Kamis, 16 Oktober 2025, ini mengambil lokasi di salah satu sekolah penerima manfaat, yakni SDN 3 Bukit Tunggal.

Metode Penelitian dan Tim Evaluator
Tim peneliti FISIP UPR terdiri dari sembilan dosen ahli di bidang Administrasi Negara dan Kebijakan Publik, di antaranya Nurul Hikmah, Rio Pratama, Pambajeng Luluh, Ridha Ramadhany, Murraya Putri Palupi Intan Kumalasari, Adithiya Wiradinatha, Novrel Esa Yubel, Chrismatya Dwi Satriya Nugroho, dan Ivan Borneva. Mereka didukung oleh tiga mahasiswa, yaitu Fuji Aprilia Lestari, Chrisyos Fradizha Galentine, dan Jhon Ferry Antho, untuk memastikan proses evaluasi berjalan objektif dan menyeluruh.
Metode yang digunakan mencakup dua aspek utama:
- Wawancara Mendalam: Melakukan dialog singkat namun terarah kepada Kepala Sekolah, beberapa murid, dan perwakilan wali murid SDN 3 Bukit Tunggal untuk mendapatkan perspektif dari berbagai pihak.
- Monitoring Lapangan: Mengamati langsung proses distribusi MBG di SDN 3 Bukit Tunggal, serta memantau proses produksi makanan yang dilakukan di SPPG (Sentra Produksi Pangan dan Gizi).
Sorotan dan Saran Kritis dari Pihak Sekolah
Kepala Sekolah SDN 3 Bukit Tunggal, Sujianto, menyambut baik inisiatif evaluasi dari UPR. Secara umum, beliau memuji tujuan mulia program MBG dalam menjamin asupan gizi anak didik. Namun, Sujianto menyoroti bahwa implementasi program memerlukan perbaikan sistem yang signifikan, terutama dalam aspek pengawasan.
“Secara tujuan, program ini sudah sangat baik. Tetapi, kami melihat perlu adanya pengawasan yang lebih ketat atau perbaikan sistem yang mampu menjamin kualitas dan ketepatan distribusi makanan ke depannya,” ujar Sujianto.
Usulan Inovatif: Libatkan Kantin Sekolah untuk Pengawasan dan Ekonomi Lokal
Dalam wawancara, Sujianto mengajukan saran inovatif yang dinilai dapat menjadi solusi win-win. Beliau mengusulkan agar sistem MBG ke depan dapat melibatkan kantin-kantin sekolah sebagai bagian integral dari program.
Langkah ini memiliki dua manfaat strategis:
- Mempermudah Pengawasan: Keterlibatan kantin sekolah yang sehari-hari berinteraksi dengan siswa dapat mempermudah proses pengawasan kualitas makanan dan ketepatan porsi.
- Meningkatkan Perekonomian UMKM: Integrasi kantin sekolah ke dalam sistem MBG secara langsung akan memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di lingkungan sekitar sekolah, memberikan dampak ekonomi berganda (multiplier effect) yang positif.
Tim dosen FISIP UPR menyatakan bahwa hasil temuan dan usulan kritis dari SDN 3 Bukit Tunggal ini akan menjadi data primer yang penting dalam merumuskan rekomendasi kebijakan yang lebih efektif dan berkelanjutan bagi pemerintah daerah.


